Minggu, 26 Oktober 2014

Wali Songo




WALI SONGO
A.Walisongo
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk6I5UdaBDVkjhbtd4XGPcjulRUQLWuLsJkSC2cHujS6gqP0c60RUFkiiPTbMpCE98RgFnReLoDlBy68wwekCWAzHiDQiLjgxDafn9LQMeyFBVzvblFaNg31UFjMeo2ZqaaYaq7UxOgA/s1600/walisongo.JPG     Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
      Siapakah Wali Allah Itu?

Al – Qur’an menjelaskan bahwa wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa. Di samping melakukan hal – hal yang sunah serta menjauhi hal – hal yang makruh. Allah SWT. Berfirman,
Artinya :
“Ingatlah wali – Allah itu, tidak takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. ”(Surah Yunus/:10:62-63)
1. Keimanan Wali Allah

Keimanan yang dimiliki wali Allah tidak dicampuri oleh kesyirikan. Mereka tidak mengakui kekuatan lain, misalnya batu, keris, tombak, senapan, dll yang merupakan syirik. Allah SWT. Berfirman,” sebagian dari manusia ada yang mendapat hidayah, sementara yang lainnya disesatkan karena mereka sesungguhnya telah menjadikan setan-setan sebagai wali selain Allah, sementara mereka mengira bahwa mereka mendapatkan hidayah.”(Surah Al-A’raf/07:30)
2 . Ketakwaan Wali Allah
Keimanan para wali Allah tidak sekadar pengertian, tetapi keimanan mereka menghasilkan ketaqwaan. Mereka melakukan apa yang di perintahkan oleh Allah dan mejauhi apa yang di larang-Nya.Mereka tidak hanya melakukan hal-hal yang  diwajibkan agama, tetapi juga menjalankan amalan amalan sunah. Mereka menghindari perkara yang mahruh dan menjauhi perkara yang diharamkan Allah.



B.Kisah Teladan Wali Songo

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
   Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Sunan Tandhes. Ia lahir di Samarkand, Asia Tengah dan wafat di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.
   Kisah teladanannya adalah semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak membela rakyat ( Jawa ) yang tertindas oleh Majapahit. Ia mengajarkan cara – cara baru bercocok tanam.

2.Sunan Ampel (Raden Rahmat)
   Sunan Ampel atau Raden Rahmat di anggap sebagai sesepuh para wali lainnya. Makam Sunan Ampel terletak di dekat masjid Ampel, Surabaya.
   Kisah keteladanan yang menarik adalah ketika Sunan Ampel berdakwah kepada Prabu Brawijaya. Meskipun akhirnya tidak memeluk agama Islam, Prabu Brawijaya terkesan dengan agama Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia. Sunan Ampel mengajarkan falsafah Moh Limo (5M). Yang di maksud dengan Moh Limo adalah tidak mau melakukan lima perbuatan tercela, yaitu:
1)    Main (berjudi)
2)   Ngombe (mabuk – mabukan)
3)   Maling (mencuri)
4)   Madat (menghisap candu atau ganja)
5)   Madon (berzina)

3.Sunan Bonang ( Makhdum Ibrahim )
   Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun 1525.
   KIsah keteladanannya adalah cara bedakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering mengunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka. Ia memasukan alat musik bonang pada seperangkat alat music gamelan. Oleh karena itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga menggubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo Ati

4.sunan drajat
Sunan Drajat juga putra Sunan Ampel. Ia diperkirakan wafat pada 1522. Pesantren Sunan Drajat dijalankan di Desa Drajat, Kecamatan Pacitan, Lamongan, Jawa Timur.
   Kisah keteladanannya adalah cara dakwahnya yang menekankan keteladanan dalam hal perilaku yang terpuji, kedermawannya, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat sebagai pengalaman agama islam. Sunan Drajat juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Macapat Pangkur disebut sebagai ciptaannya.

5.Sunan Kudus
   Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji. Ia memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Ia menduduki posisi sebagai panglima perang, penasihat Sultan Demak, dan hakim peradilan Negara.
   Sunan Kudus banyak berdakwah dikalangan kaum penguasa dan priayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya adalah Sunan Prawata penguasa Demak dan Arya Penagsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah Masjid Menara Kudus. Sunan kudus wafat pada tahun 1550.

6. Sunan Giri
   Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Ia termasuk murid Sunan Ampel dan seperguruan dengan Sunan Bonang. Salah satu keturunannya adalah Sunan Giri Prapen yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
   Sunan Giri sangat berjasa mendakwahkan Islam di Jawa bahkan sampai ke wilayah timur Indonesia. Ia pernah menjadi hakim dalam perkara Syeh Siti Jenar. Ia pun berdakwah melalui kesenian. Tembang islami untuk dolanan anak-anak diciptakannya, seperti Jamuran, Jithungan dan delikan.

7.Sunan Kalijaga ( Raden Said )
   Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur ( Syekh Subakir ). Ia adalah murid Sunan Bonang
   Sunan Kalijaga juga mengunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, seperti wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-iler dan Gundul-gundul Pacul juga dianggap sebagai hasil karyanya.

8.Sunan Muria  (Raden Umar Said)
   Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah adik ipar Sunan Kudus. Tempat tinggalnya di gunung Muria yang letaknya di sebelah utara kota Kudus, Jawa Timur.
   Seperti ayahnya , Sunan Kalijaga, ia berdakwah dengan cara lembut. Kesenian gamelan dan wayang tetap digunakannya sebagai alat berdakwah. Sunan Muria menciptakan tembang Sinom dan Kiranti. Sasaran dakwahnyan, para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata

9.Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
   Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin. Ia berjasa mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahanya yang kemudian menjadi kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana hasanuddin juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten sehingga kemudiaan menjadi kesultanan banten .
   Sunan Gunung Jati memberikan keteladanan yang baik dalam bekeja. Ia sering ikut bermusyawarah dengan para wali lainnya di mesjid Demak. Pada pembagunan masjid agung sang ciptarasa (1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk para banyak pihak, termasuk para wali lainya dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah
  
Rangkuman:

1)Wali Allah adalah orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

2)Kisah teladan para wali Allah dan pahlawan muslim di nusantara:
·         Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) mengajarkan semangat berdakwah kepada rakyat jelata dan mengajarkan ketrampilan hidup (bercocok tanam)
·         Sunan Ampel (Raden Rahmat) mengajarkan islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia dan falsafah Moh Limo.
·         Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim) mengajarkan sikap bijak dalam berdakwah dengan ikut berkesenian bersama rakyat.
·         Sunan Drajat memberikan keteladanan sikap-sikap terpuji dalam berdakwah. Selain itu, beliau juga ikut berkesenian  bersama rakyat.
·         Sunan Kudus selain berdakwah, juga memperhatikan penggunaan teknologi (arsitektur) yang ada, termasuk membangun Masjid Menara Kudus.
·         Sunan Giri mengajarkan semangat dakwahnya yang tinggi. Selain itu, beliau juga menciptakan tembang Islami untuk dolanan anak-anak.
·         Sunan Kalijaga berdakwah menggunakan kesenian dan kebudayaan rakyat setampat, yaitu menggunakan kesenian wayang kulit dan tembang suluk.
·         Sunan Muria (Raden Umar Said) juga menggunkan kesenian gamelan dan wayang sebagai sarana dakwah.
·         Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) memberikan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia juga sering bermusyawarah dengan orang lain.

      
  

Translate